Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Second Opinion

Ketika para pemuka Yahudi menagkap Yesus, mereka meyerahkan-Nya kepada Pilatus, wali negeri Yudea yang sedang berada di istannya, di benteng antonia di Yerusalem, pada hari Paskah Yahudi. Pada masa itu, orang Yahudi tidak berhak menghukum mati seseorang tanpa persetujuan pemerintahan Romawi. Karena itu, mereka membawa Yesus kepada Pilatus untuk diadili. Mereka menuduhkan tiga kesalahan kepada Yesus, yakni menyesatkan rakyat, melarang orang membayar pajak, dan menyebut diri-Nya raja (Lukas 23:1-2). Kedua tuduhan terakhir, yakni melarang orang membayar pajak dan menyatakan diri sebagai raja sangat sensitif bagi orang Romawi, karena dianggap sebuah tindakan subversif, malawan pemerintahan yang sah. Namun demikian, Pilatus tidak serta merta mempercayai tuduhan orang-orang Yahudi tersebut. Apalagi ia tahu bahwa mereka menyerahkan Yesus karen dengki (Markus 15:10). Karena itu, bukan langsung mempercayai tuduhan mereka dan menjatuhi hukuman, Pilatus terlebih dahulu mencari second opinion, baik dari Yesus sendiri sebagai pihak tertuduh, maupun dari pihak ketiga, diluar Yesus dan orang-orang Yahudi yang menuduh-Nya. Dengan demikian ia memiliki informasi yang lebih lengkap dan berimbang sebelum mengambil keputusan.

Pertama, Pilatus bertanya secara langsung kapada Yesus. Yesus sebenarnya tidak banyak berbicara kepada Pilatus, sebab Yesus merasa tidak ada artinya berbicara kepada Pilatus yang hanya memikirkan perkara-perkara duniawi, sementara Yesus sedang membawa perkara-perkara rohani. Dia hanya berbicara seadanya, yang Dia rasa penting untuk dijawab. Ketika Pilatus bertanya kepada-Nya apakah benar Ia adalah seorang raja sperti dituduhkan oleh orang-orang Yahudi, Yesus menjawab secara diplomatis, "Engkau sendiri mengatakannya."  Sebab, Ia bukan raja politis seperti yang dimaksudkan oleh Pilatus, kerajaan-Nya bukan dari dunia ini (Yohanes 18:36). Yesus adalah raja secara Rohani dan raja eskatologis, pada masa nanti. 

Kedua, Pilatus mengirimkan Yesus kepada Herodes. Ketika pilatus mendengar bahwa Yesus adalah warga Galilea, maka Pilatus mengirimkan-Nya kepada Herodes, raja wilayah Galilea yang pada saat itu sedang berada di Yerusalem dalam rangka merayakan Paskah. Pilatus ingin mendapatkan second opinion. Mungkin ia ingin tahu reaksi Herodes terhadap Yesus. Jika seandainya Yesus benar seorang pemberontak dan penyesat seperti yang dituduhkan oleh orang-orang Yahudi, maka tentu Herodes akan mengatakan kepada pilatus.

Jika kita harus menagambil sebuah keputusan tentang seseorang yang dituduhkan, maka ada baiknya kita mendengar dari banyak pihak. Pertama-tama kita harus meminta keterangan dari orang yang bersangkutan, lalu pihak-pihak lain, diluar pihak yang mengadukan orang tersebut. Dengan demikian informasi kita menjadi lengkap dan berimbang sehingga kita pun akan dapat memutuskan sebuah perkara secara tepat, adil dan benar. 

Dikutip dari Alkitab dan renungan harian.

Post a Comment for "Second Opinion "