Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pemimpin Yang Kejam



Jika berbicara tentang kisah penyaliban dan kematian Yesus, maka kita pasti bertemu dengan tokoh yang bernama Pontius Pilatus. Dialah salah satu figur terpenting di balik penyaliban Yesus. Pada zaman Yesus, Pilatus adalah wali negeri atau wakil pemerintahan Romawi di Yudea (Lukas 3:1-2), yang mencakup wilayah Yudea dan Samaria. Pada masa itu memang orang Yahudi berada dibawah kekuasaan orang Romawi yang berkedudukan di kota Roma. Pilatus mulai menjabat pada tahun 26 M, pada zaman Kaisar Tiberius dan berkedudukan di kota Kaisarea. Akan tetapi pada waktu-waktu tertentu, seperti saat perayaan Paskah, ia berkedudukan di istananya di Yerusalem, yakni benteng Antonia, dari mana ia bisa mengawasi Bait Suci.

Catatan Alkitab tentang Pilatus hampir seluruhnya berkaitan dengan peristiwa penyaliban Yesus. Namun, Alkitab mencatat satu kisah yang berkaitan dengan Pilatus sebelum masa penyaliban Yesus. Diceritakan dalam injil Lukas bahwa suatu ketika orang-orang melaporkan kepada Yesus tentang perbuatan kejam Pilatus yang mencampurkan darah orang-orang Galilea dengan korban persembahan mereka. Dalam menanggapi hal ini, Yesus tidak membicarakan tindakan Pilatus tersebut atau membicarakan masalah politik. Ia hanya berbicara secara teologis dengan berkata bahwa orang-orang Galilea yang dibunuh Pilatus ini tidak berati besar dosanya daripada dosa-dosa orang Yahudi lainnya. dan orang Yahudi lain yang tidak bertobat akan mengalami penderiataan yang sama juga. Mungkin maksud Yesus adalah pembunuhan dan penganiyaan terhadap orang Yahudi yang terjadi pada tahun 70 Masehi.

Kisah kekejaman Pilatus yang dicatat Alkitab ini tampaknya tidak dicatat dalam tulisan para sejarahwan dunia pada masa itu. Namun, Yosefus Flavius (37-100 M), sejarahwan Yahudi terkemuka, mengatakan bahwa Pilatus pernah memakai uang perbendaharaan Bait Suci untuk membagun saluran air ke Yerusalem, tampaknya pada sebuah hari raya. Sebagai jawabannya, Pilatus mengirim tentaranya secara rahasia untuk menghabisi mereka, akibatnya banyak orang Yahudi yang mati terbunuh. Banyak orang yang menganggap inikah kisah yang diacu dalam Lukas 13:2-2 di atas. Namun seandainya oun tidak, peristiwa ini sudah cukup kuat untuk mendukung fakta Alkitab tentang kekejaman Pilatus.

Pada umumnya kekejaman timbul dari orang-orang yang berkuasa, seperti kekuasaan  politik, organisasi, perusahaan. Karena itu, jika kita dipercayakan Tuhan jabatan sebagai pemimpin, baik dalam level tinggi maupun rendah, janganlah kita bertindak secara kejam. sebaliknya, jadi pemimpin yang selalu melayani semua orang dengan baik.

Dikutip dari Alkitab dan renungan harian.

Post a Comment for "Pemimpin Yang Kejam"